Pilot Project Pengauditan PT Wijaya Karya, Tbk
Pilot Project Pengauditan
PT Wijaya Karya, Tbk
Dosen: Wawan Sadtyo Nugroho, S.E., M.Si., A.k.,
CA.
Oleh:
1. Sri Lestari (14.0102.0001)
2. Desi Dwi Lestari (14.0102.0003)
3. Asto Prastowo (14.0102.0015)
4. Eri Ariantoro (14.0102.0081)
5. M. Syachrin (14.0102.0128)
6. Rakhma inaya (16.0102.0185)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
FAKULTAS
EKONOMI AKUNTANSI
2016
PERENCANAAN
PEMERIKSAAN DAN PERPADUAN PROSES AKUNTANSI
PT Wijaya Karya, Tbk
No
|
|
|
Y = Ya T = Tidak TR = Tidak Relevan
|
|||||
Y
|
|
T
|
TR
|
|||||
1
|
Apakah terdapat
struktur organisasi pada PT WIKA ?
|
v
|
|
|
|
|||
2
|
Apakah terdapat
pembagian tugas ( job description) pada PT WIKA ?
|
v
|
|
|
|
|||
3
|
Apakah ada pembagian
tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang cukup jelas ?
|
v
|
|
|
|
|||
4
|
a. Apakah ada audito internal ?
Bila ya:
b. Apakah dibuat laporan pemeriksaan tertulis
?
c. Tugas, wewenang dan tanggungjawabnya cukup
jelas serta diikuti ?
d. Bertanggung jawab langsung kepada direksi dan
tidak kepada chief accounting officer ?
e. Mempunyai staf yang cukup memadai ? mempunyai
rencana audit (audit plan) program audit ( audit program), dan auidt kertas
kerja (audit working papers) ?
|
v
|
|
|
|
|||
5
|
Apakah fungsi
akuntansi terlepas dari fungsi berikut ini :
a. Pembelian ?
b. Penjualan ? c.
Produksi ?
d. Pemberian kredit ?
|
v
|
|
|
|
|||
6
|
Apakah fungsi
pembukuan digilir secara periodik ?
|
v
|
|
|
|
|||
7
|
Apakah laporan
keuangan interim cukup memberi informasi kepada manajemen khususnya mengenai
penyimpangan dan fluktuasi pada pendapatan, biaya, persediaan, dsb?
|
v
|
|
|
|
|||
8
|
Apakah ada sistem penganggaran?
|
v
|
|
|
|
|||
9
|
Apakah setiap ayat
jurnal harus disetujui oleh yang berwenang?
|
v
|
|
|
|
|||
10
|
Apakah bukti-bukti
pembukuan disusun secara rapi?
|
v
|
|
|
|
|||
11
|
Apakah tenaga
akuntansi cukup Qualified dan cukup jumlahnya?
|
v
|
|
|
|
|||
12
|
Apakah akta pendirian
perusahaan sudah mendapatkan pengasahan dari menteri kehakiman ?
|
v
|
|
|
|
|||
13
|
Apakah terdapat
security yangmemeriksa setiap orang / kendaraan yang keluar masuk perusahaan
?
|
v
|
|
|
|
|||
14
|
Apakah pengawasan
terhadap cabang efektif ?
|
|
|
|
v
|
|||
15
|
Apakah ada staff
khusus yang mengurusi asuransi ?
|
|
|
v
|
|
|||
16
|
Apakah penilaian atas
aktifa rutin dicek dan bisa diandalakan untuk menentukan jumlah yang harus
diasuransikan ?
|
|
|
v
|
|
|||
17
|
Apakah setiap pinjaman
uang harus disetujui dewan komisaris
|
v
|
|
|
|
|||
18
|
Apakah syarat
perjanjian kredit selalu mendapatkan perhatian secukupnya ?
|
v
|
|
|
|
|||
19
|
Apakah keputusan rapat
persero, Dewan Komisaris atau Direksi dicatat serta ditandatangani secara
rapi ?
|
v
|
|
|
|
|||
20
|
Khusus untuk
perusahaan yang "Go Public"
|
|
|
|
|
|||
20.1
|
Apabila klien memakai
jasa independen register dan/atau transfer agent :
|
|
|
|
|
|||
|
a. Apakah dilakukan
transaksi saham secara rutin ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
b. Apakah laporan
tersebut dicocokkan dengan Buku Besar ?
|
v
|
|
|
|
|||
20.2
|
Apabila tidak memakai
jasa independen register dan/atau transfer agent :
|
|
|
|
|
|||
|
a. Apakah surat saham
disimpan oleh orang yang berwenang ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
b. Apakah Surender
Certificates segera dibatalkan dan diletakkan pada stubs ?
|
v
|
|
|
|
|||
20.3
|
c. Apakah
penandatanganan saham di muka tidak mungkin dilakukan ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
d. Apakah bea materai
diperhatikan pada saat mengeluarkan saham ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
Apakah buku catatan
saham :
|
|
|
|
|
|||
|
a. Dibukukan secara
up-to-date ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
b. Dicocokkan dengan
Buku Besar ?
|
v
|
|
|
|
|||
|
||||||||
KLIEN PT WIJAYA KARYA
|
Dibuat oleh :
M Syahrin
|
Diperiksa oleh :
Asto Prastowo
|
Indeks : -
|
|||||
Tgl : 5 Oktober 2016
|
Tgl : 7 Oktober 2016
|
Periode : 31/12/2016
|
||||||
|
||||||||
Kesimpulan : Berdasarkan hasil
quisioner diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa semua data yang diperlukan
untuk mendukung pengauditan disediakan oleh PT Wijaya karya, tbk
PT. WIJAYA
KARYA, Tbk
A.
Umum
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.,
(“Perseroan”) didirikan berdasarkan
Undang-undang No.19 tahun 1960 jo
Peraturan Pemerintah No.64 tahun 1961 tentang Pendirian Perusahaan
Negara/ PN “Widjaja Karja” tanggal 29
Maret 1961. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40 tanggal 22 Juli 1971, PN. Widjaja Karja dinyatakan
bubar dan dialihkan bentuknya menjadi
Perusahaan Perseroan.
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk didirikan berdasarkan akte Akta
Nomor 3 tanggal 01 September 2015 t sesuai dengan Nomor pendaftaran 4015090431200073 yang dibuat
oleh Notaris Ir. Nanette Chayanie Handari Adi Warsito, SH., Notaris Kota
Administrasi Jakarta Selatan, yang perubahan-perubahan sebagaimana dinyatakan
dalam akta tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, , sebagaimana penerimaannya dinyatakan dalam Surat
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0941709.AH.01.02. Tahun 2015 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Wijaya Karya Tbk.
Maksud dan Tujuan
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk ialah
berusaha dalam bidang: Industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan,
jasa keagenan, investasi, agro industri, industri energi, energi terbarukan,
dan energi konversi, penyelenggaran perkeretaapian, penyelenggaran pelabuhan,
penyelenggaran kebandarudaraan, logistik, perdagangan, engineering procurement
construction, pengembangan dan pengelolaan kawasan, layanan peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi, jasa enjiniringdan
perencanaan, untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa yang bermutu tinggi dan
berdaya saing kuat untuk mendapatkan
Alamat
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 - Jakarta
13340 – Indonesia
Telepon : +6221 819 2808
Fax :
+6221 819 1235
E-mail : adwijaya@wikamail.id
www.wika.co.id
B. SUSUNAN
PENGURUS
C.
VISI DAN MISI
Visi
Menjadi Salah satu Perusahaan Terbaik Dibidang EPC
(Eginering, Procurement, & Contruktion Dan Investasi Terintegrasi di Asia
Tenggara
Misi
·
Menyediakan
Produk dan Jasa yang Unggul dan Terpadu
di Bidang EPC dan Investasi untuk Infrastruktur,
Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant,Industri
dan Properti.
·
Memenuhi
Harapan Pemangku Kepentingan Utama
·
Mengimplementasikan
Etika Bisnis Untuk Mendukung
·
Tata
Kelola Perusahaan Yang Berkesinambungan.
·
Ekspansi
Strategis Ke Luar Negeri.
·
Mengimplementasikan
‘Best Practice’Dalam Sistem Manajemen Terpadu.
D.
EKUITAS
Modal dasar perusahaan adalah sebesar Rp 1.600.000.000,-
dengan jumlah modal yang ditempatkan adalah sebesar Rp 614.922.500.000,- dengan
Kepemilikan Pemerintah Republik Indonesia 65,05% dan masyarakat (Public) adalah
sebesar 34,95%.
E. KEBIJAKAN
AKUNTANSI
Laporan
keuangan
konsolidasian, Perseroan dan Entitas
Anak disusun oleh manajemen berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku
di Indonesia
Dasar
Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan Konsolidasian
disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk asset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, asset dan liabilitas
keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, dan seluruh instrument derivative yang diukur
berdasarkan nilai wajar.
Laporan Keuangan konsolidasian
disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas
konsolidasian.
Piutang
Piutang Usaha dan piutang lain-lain
pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya
perolehan diamortisasi, setelah dikurangi provisi atas penurunan nilai. Provisi
Atas penurunan nilai piutang dibentuk berdasarkan evaluasi manajemen terhadap
tingkat ketertagihan saldo
Persediaan
Persediaan Barang jadi, bahan baku,
perlengkapan dan barang dalam proses diakui berdasarkan nilai terendah antara
harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga Perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata- rata tertimbang. Penyisihan Persediaan using disajikan
untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih
berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan
Pernyertaan
Dalam Bentuk Saham
Penyertaan Jangka panjang pada
perusahaan asosiasi dengan kepemilikan antara 20%-50% Dicatat dengan metode
ekuitas. Berdasarkan Metode ini, investasi saham pada perusahaan asosiasi
disesuaikan dengan jumlah bersih kenaikan atau penurunan laba atau rugi bersih
perusahaan asosiasi dan dividen yang diterima sejak tanggal akuisis
Aset
Tetap
Semua Kelompok asset tetap, kecuali
tanah, dinyatakan berdasarkan harga perolehan (Model Biaya) Dikurangi akumulasi
penyusutan. Tanah dinyatakan berdasarkan
harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban Yang timbul sehubungan
perolehan hak atas tanah untuk yang pertama kali diakui sebagai bagian dari
harga perolehan tanah
Aset Dalam penyelesaian dinyatakan
sebesar biaya perolehan dan dipindahkan ke asset tetap pada saat selesai dan
siap digunakan
Peralatan Proyek disusutkan
berdasarkan metode jumlah angka tahun yang disesuaikan, sedangkan asset tetap
yang lainnya berdasarkan metode garis lurus
Estimasi Umur ekonomis asset tetap
sesuai Surat Keputusan Direksi No.01.03./A.DIR 7677/2013 Tanggal 30 Oktober
2013
Keterangan
|
Umur Ekonomis (Tahun)
|
Bangunan kantor, mess house, villa
permanen/rumah tinggal
|
20
|
Bangunan semi permanen dan pabrik
|
10-20
|
Perlengkapan kantor
|
3-4
|
Kendaraan bermotor
|
4-5
|
Peralatan Proyek
|
4-10
|
Peralatan Produksi
|
4-8
|
Mesin dan Peralatn Pabrik
|
4-8
|
Mesin PLTA
|
30
|
Mesin PLTU
|
27
|
Mesin PLTD
|
15
|
Mesin PLTG
|
13
|
Mesin PLTPB
|
25
|
Mesin PLTGU
|
26
|
Mesin PLTMG
|
15
|
Pengakuan
Pendapatan Dan Beban
Pendapatan Bidang usaha konstruksi diakui
berdasarkan metode persentase penyelesaiaan. Persentase penyelesaian konstruksi
ditetapkan berdasarkan kemajuan fisik proyek
yangdinyatakan dalam bentuk Berita Acara Opname Proyek (BAOP) Yang ditandatangani
kedua belah pihak. Terhadap Pendapatan usaha konstruksi yang telah diterbitkan fakturnya
diakui sebagai piutang usaha, sedangkan yang belum diterbitkan fakturnya diakui
sebagai tagihan bruto pemberi kerja
Pendapatan Bidang manufaktur dan perdagangan
diakui berdasarkan penyerahan barang kepada pembeli. Pendapatan Penyewaan
alat-alat berat dihitung berdasarkan masa penggunaannya. Terhadap Pendapatan
yang telah diterbitkan fakturnya diakui sebagai piutang usaha, sedangkan yang
belum diterbitkan fakturnya diperlakukan sebagai
pendapatan yang akan diterima
Pendapatan Bidang usaha perumahan untuk landed house diakui dengan metode
akrual penuh ( full accrual method)
Transaksi
Dan Penjabaran Mata Uang Asing
TransaksiDalam matauang
asing dicatat ke dalam Rupiah Berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksidilakukan.Pada Akhir periodepelaporan, asset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing disesuaikan ke dalam Rupiah Untuk mencerminkan nilai kurs rata-rata antara kurs
jual dan kurs beli yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia Pada hari terakhir
transaksi perbankan per periode laporan. Laba Atau rugi selisih kurs yang
terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode
Tahun buku
Periode pembukuan adalah mulai tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.
F.
BUKU-BUKU YANG DIGUNAKAN PERUSAHAAN
·
Neraca
Komparativ
·
Rugi
laba Komparatif
.
RENCANA
KERJA
Penempatan
Staf :
Partner :
Manager :
Supervisor :
Senior :
Junior :
G. MENGEVALUASI
INTEGRITAS MANAJEMEN
Telah mengevaluasi PT WIKA,Tbk bahwa PT WIKA,Tbk memiliki integritas manajemen yang tinggi. Hal ini, dapat ditunjukkan dari penghargaan dari penerapan GCG, pengadaan barang /
jasa pengadaan, proses pertimbangan secara matang. prestasi yang dicapai, budaya
perusahaaan dan tata kelola perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.
Penghargaan Dari Penerapan GCG
Penerimaan penghargaan yang diterima oleh PT WIKA
mengenai penerapan Good Corporate Govermance (GCG) sebagai bukti pengakuan dari
publik atas komitmen implementasi kebijakan-kebijakan operasional perusahaan,
antara lain :
Ø Trusted Company Based on Corporate Govermance
Perception Index (CGPI) pada tahun 2015.
Ø The Best Company Good Corporate Govermance (GCG)
2015 Industry Building Construction Sector Property and Real Estate
Ø The Best State Owned Enterprise for ASEAN CG
Scorecard pada tahun 2015
Ø Southeast Asia’s Institutional Investor Corporate
Award 2016
2.
Pengadaan Barang / Jasa Konstruksi
WIKA
berkomitmen melaksanakan pengadaan barang/jasa Konstruksi sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh anggaran dasar dan peraturan perusahaan serta
peraturan perundang-undangan, berdasarkan prinsip-prinsip itikad baik, dengan
kecermatan yang tinggi, dan dalam keadaan bebas, mandiri atau tidak dibawah
tekanan, maupun pengaruh dari pihak lain (independency). Penerapan
prinsip-prinsip GCG tercermin dalam beberapa hal, antara lain melakukan
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi; Keterbukaan
informasi secara penuh sesuai dengan ketentuan sebagai perusahaan publik dan
perusahaan tercatat; Penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal,
Melakukan sosialisasi GCG secara berkelanjutan; Melakukan assessment penerapan
GCG sebagai sarana untuk mengetahui kinerja dan meningkatkan implementasi GCG; Membentuk badan yang membantu dalam
pengawasan kinerja manajemen; Disentralisasi pengadaan barang dan jasa;
Sentralisasi keuangan; Serta menggunakan sistem rekrutmen SDM.
3. Proses
Pertimbangan secara matang
Pengambilan keputusan dilakukan dengan
penuh kehati-hatian (duty of care and loyalty) demi untuk kepentingan yang terbaik bagi perusahaan, dengan
mengindahkan berbagai sumber informasi, keterangan dan telah melakukan
perbandingan yang cukup, sebagaimana layaknya kami mempertimbangkan keputusan
bagi kepentingan diri kami sendiri (prudent person rule). Dalam mengambil keputusan tidak memiliki kepentingan pribadi atau
tujuan untuk melakukan sesuatu untuk manfaat diri sendiri, maupun kepentingan
pihak yang terkait dengan diri sendiri, atau pihak yang terafiliasi, dan dengan
demikian tidak memiliki posisi yang mengandung potensi benturan kepentingan (conflict of interest rule). Untuk itu perlu pemahaman yang cukup tentang berbagai peraturan
dan kewajiban normatif lainnya yang terkait, dan memenuhi seluruh ketentuan dan
peraturan perundang-undangan, termasuk mempertimbangkan best practice,
yang dipandang perlu, penting, dan kritikal dalam proses tersebut (duty abiding the laws).
H. MENGIDENTIFIKASI KONDISI KHUSUS DAN RISIKO YANG TIDAK
BIASA
·
Mengidentifikasi
Pemakai Laporan yang Telah di Audit
Pemakai laporan audit pada PT WIKA,Tbk meliputi shareholder (pemegang saham), investor, pihak ketiga yaitu PT Bank
Tabungan Negara, PT Indonesia Exim Bank, PT Bank Mandiri, PT Bank Syariah
Mandiri, IKB Deutsche Industrie Bank, serta komunitas pasar modal secara luas.
·
Menilai
Stabilitas Keuangan dan Hukum Para Calon Klien
Berdasarkan
laporan keuangan rasio lancar menunjukkan nilai 1,4. Artinya bahwa hutang
jangka pendek sebesar 1 rupiah dapat di jamin dengan aset lancar sebesaar 1,4
rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa keuangan PT WIKA,Tbk tergolong stabil. Untuk
masalah kesulitan hukum pada PT WIKA,Tbk kami tidak menemukan adanya pelanggran
hukum.
·
Mengidentifikasi
Pembatasan Lingkup
Dari hasil komunikasi dengan auditor terdahulu, kami menilai
bahwa manajemen PT WIKA,Tbk
sangat terbuka dan tidak membatasi ruang lingkup dalam pengkajian selama proses
audit berlangsung.
·
Mengevaluasi
Sistem Pelaporan Keuangan Entitas dan Kemampuan untuk Audit
Untuk PT WIKA,Tbk
sistem pelaporan keuangan tersedia dengan baik.
Kondisi pencatatan akuntansi sangat lengkap dan secara keseluruhan tergolong
auditabilitas.
I. MENILAI KOMPETENSI UNTUK MELAKSANAKAN AUDIT
·
Jasa yang Diinginkan PT WIKA,Tbk tidak memerlukan
jasa yang lain, PT WIKA,Tbk hanya memerlukan pendapat audit mengenai kewajaran
laporan keuangan (audit laporan keuangan).
·
Mengidentifikasi Tim Audit
·
Mempertimbangkan Kebutuhan untuk Konsultasi dan Menggunakan
Spesialis Dikarenakan PT WIKA,Tbk tidak memilik divisi lain. Maka kami tidak membutuhkan jasa konsultan dan
spesialis untuk membantu tim audit dalam melaksanakan audit pada PT WIKA,Tbk.
J. MENGEVALUASI INDEPENDENSI
Tim audit kami menyatakan tidak
ada hubungan (kekeluargaan dan hubungan
istimewa) pada pihak klien (PT WIKA,Tbk ) yang nantinya akan mempengaruhi objektivitas hasil audit.
K. KEPUTUSAN UNTUK MENERIMA ATAU MENOLAK AUDIT
Dilihat dari hasil evaluasi
mengenai PT WIKA,Tbk seperti yang telah dijelaskan diatas, kami tim audit
memutuskan untuk menerima audit yang diminta klien (PT WIKA,Tbk).
L.
PERTIMBANGAN MATERIALITAS KEUANGAN
Tim Audit dari KAP memutuskan bahwa tingkat
materialitas dihitung 3% dari total asset yang dimiliki oleh entitas atau PT.
Wijaya Karya ini. Perhitungan tingkat materialitas secara keseluruhan pada
tingkat laporan keuangan yang dihitung dengan perhitungan berjenjang dengan
stratifikasi adalah sebagai berukut:
F.1.
Materialitas Dari Total Asset Yang Dimiliki
Total Asset PT. Wijaya Karya, Tbk adalah Sebesar Rp
170.757.157 (Dalam Ribuan Rupiah)
Jenjang I
|
4.000.000.000
|
1,2 %
|
48.000.000
|
Jenjang II
|
6.000.000.000
|
1,0 %
|
60.000.000
|
Jenjang III
|
7.844.644.616
|
0,8 %
|
62.757.157
|
Jumlah
|
17.844.644.616
|
3%
|
170.757.157
|
Dengan Materialitas Pelaksanaan yaitu 60% x
170.757.157 (dalam ribuan rupiah) = 102.454.294 (dalam ribuan rupiah)
F.2. Materialitas Dari Ekuitas Ditetapkan 1 % Dari Total Ekuitas
Total Ekuitas PT. Wijaya Karya adalah Sebesar 5.156.586.804 (Dalam Ribuan Rupiah)
Jenjang I
|
1.000.000.000
|
0,2 %
|
2.000.000
|
Jenjang II
|
1.500.000.000
|
0,3 %
|
4.500.000
|
Jenjang III
|
2.656.586.804
|
0,5 %
|
13.282.934
|
Jumlah
|
5.156.586.804
|
1 %
|
19.782.934
|
Dengan Materialitas Pelaksanaan 60% X 19.782.934 =
11.869.760 (Dalam Ribuan Rupiah)
F.3. Materialitas Dari
Laba Bersih sebelum pajak
Materialitas laba bersih sebelum pajak ditetapkan 10
% dari total Laba Bersih Sebelum Pajak karena Laba yang Dibukukan Pada Tahun
2015 lebih kecil dari Tahun 2014 dimana Total Laba Bersih Sebelum Pajak Per
Desember 2015 adalah sebesar 641.409.566 (Dalam Ribuan Rupiah ).
Jenjang I
|
150.000.000
|
2 %
|
3.000.000
|
Jenjang II
|
250.000.000
|
3 %
|
7.500.000
|
Jenjang III
|
241.409.566
|
5 %
|
12.070.478
|
JUMLAH
|
641.409.566
|
10 %
|
22.570.478
|
Dengan Materialitas Pelaksanaan 60% X 22.570.478 = 13.542.287
F.4.
Alokasi Materialitas Pada Masing Masing Akun
Dikarenakan Pt Wijaya karya adalah
Perusahaan degan status tbk maka Materialitas Pelaksanaa (MP) untuk resiko
kesalahan penyajian material secara keseluruhan tinggi adalah -60%
Asumsi materialitas secara keseluruhan pada tingkat
laporan keuangan (total aktiva) adalah 60% x 170.757.157 (dalam ribuan rupiah)
= 102.454.294 (dalam ribuan rupiah)
F.4.a.
Alokasi Materialitas tiap saldo neraca (Asset)
ASSET
|
SALDO
|
Salah saji yang masih Dapat Ditoleransi (dalam ribuan)
|
Alokasi Material
litas %
|
|
Kas dan setara kas
|
1.230.197.074
|
2.049.086
|
2
|
|
Piutang Usaha
|
||||
Pihak Ketiga
|
1.412.728.025
|
10.245.429
|
10
|
|
Pihak Berelasi
|
1.034.053.422
|
10.245.429
|
10
|
|
Piutang Retensi
|
650.002.022
|
2.049.086
|
2
|
|
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
|
3.444.160.140
|
4.098.172
|
4
|
|
Pendapatan Yang Akan Diterima
|
142.898.359
|
2.049.086
|
2
|
|
Piutang Lain-Lain
|
112.859.726
|
3.073.629
|
3
|
|
Persediaan
|
1.078.789.285
|
4.098.172
|
4
|
|
Uang Muka
|
482.134.541
|
3.073.629
|
3
|
|
Pajak Dibayar Dimuka
|
427.314.930
|
3.073.629
|
3
|
|
Biaya Dibayar Dimuka
|
520.954.409
|
3.073.629
|
3
|
|
Jaminan Usaha
|
46.383.990
|
3.073.629
|
3
|
|
Investasi Lainya
|
63.207.180
|
4.098.172
|
4
|
|
Aset Real Estate
|
97.113.740
|
2.049.086
|
2
|
|
Jumlah Aset Lancar
|
110.148.921
|
|||
Aset Tidak Lancar
|
10.852.945.764
|
2.049.086
|
2
|
|
Investasi Pada Entitas Asosiasi
|
244.046.858
|
6.147.258
|
6
|
|
Piutang Jatuh Tempo Diatas 1 (Satu) Tahun
|
||||
Piutang Usaha
|
28.507.834
|
3.073.629
|
3
|
|
Piutang Retensi
|
11.303.054
|
2.049.086
|
2
|
|
Piutang Sewa Jangka Panjang
|
313.546.126
|
4.098.172
|
4
|
|
Aset real estate
|
||||
Tanah Belum Dikembangkan
|
251.233.839
|
1.024.543
|
1
|
|
Persediaan Real estate
|
973.143.155
|
2.049.086
|
2
|
|
Properti Investasi
|
377.115.024
|
1.024.543
|
1
|
|
Aset Tetap
|
3.000.509.179
|
11.782.244
|
11,5
|
|
Investasi pada ventura bersama
|
1.687.404.121
|
3.073.629
|
3
|
|
Goodwill
|
4.847.052
|
512.271
|
0,5
|
|
Aset lain-lain
|
74.110.501
|
5.122.715
|
5
|
|
Aset pajak Tangguhan
|
25.932.109
|
4.098.172
|
4
|
|
JUMLAH
|
17.844.644.616
|
102.454.294
|
100
|
F.4.b. Alokasi Materialitas Tiap Akun Saldo
Ekuitas
EKUITAS
|
SALDO
|
Salah saji yang masih Dapat Ditoleransi (dalam ribuan)
|
Alokasi Material
litas %
|
Modal Saham
|
614.922.500
|
-
|
-
|
Modal Saham yang diperoleh kembali
|
10.272.110
|
-
|
-
|
Tambahan Modal Disetor
|
715.858.789
|
989.147
|
5
|
Perubahan Ekuitas pada entitas anak
|
1.135.576.955
|
7.913.174
|
40
|
Pengukuran kembali imbalan pasti
|
82.536.906
|
989.147
|
5
|
Saldo laba
|
1.797.924.380
|
7.913.174
|
40
|
Sub Jumlah
|
4.171.473.609
|
-
|
|
Kepentingan Non Pengendali
|
985.113.195
|
1.978.293
|
10
|
Total Ekuitas
|
5.156.586.804
|
19.782.934
|
100
|
F.4.c. Alokasi Materialitas Tiap Saldo Akun
Laba-Rugi Sebelum Pajak
EKUITAS
|
SALDO
|
Salah saji yang masih Dapat Ditoleransi (dalam ribuan)
|
Alokasi Material
litas %
|
|
PENJUALAN BERSIH
|
8.091.546.974
|
947.960
|
7
|
|
BEBAN POKOK PENJUALAN
|
7.112.487.11
|
5.416.915
|
40
|
|
LABA KOTOR
|
979.059.856
|
|||
LABA (RUGI) PADA VENTURA BERSAMA
|
177.947.788
|
677.114
|
5
|
|
LABA KOTOR SETELAH VENTURA BERSAMA
|
1.157.007.644
|
1.354.229
|
10
|
|
BEBAN USAHA
|
||||
Beban Penjualan
|
4.770.031
|
677.114
|
5
|
|
Beban umun dan Administrasi
|
283.636.974
|
677.114
|
5
|
|
Jumlah Beban Usaha
|
288.407.005
|
|||
LABA USAHA
|
868.600.639
|
|||
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN
|
||||
Pendapatan Bunga
|
49.992.159
|
270.846
|
2
|
|
Laba (Rugi) Selisih Kurs
|
54.972.813
|
270.846
|
2
|
|
Laba Penjualan Aset Tetap
|
-
|
|||
Beban dan pendanaan
|
263.238.321
|
677.114
|
5
|
|
Beban Penurunan Nilai Piutang
|
15.010.083
|
270.846
|
2
|
|
Beban Laba (Rugi) Entitas Asosiasi
|
6.969.943
|
270.846
|
2
|
|
Lain-lain Bersih
|
46.937.698
|
677.114
|
5
|
|
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain
|
227.191.073
|
1.354.229
|
10
|
|
LABA SEBELUM PAJAK
PENGHASILAN
|
641.409.566
|
13.542.287
|
100
|
Penetapan alokasi pada masing masing akun berdasarkan asumsi
bahwa:
1.
Salah saji yang masih dapat ditoleransi
bernilai kecil atau nol, karena akun dapat diaudit selengkapnya dengan tingkat
biaya audit yang rendah dan tidak diharapkan terdapat suatu salah saji sekecil
apapun.
Contohnya adalah akun : real estate
( Tanah Belum Dikembangkan & Persediaan Properti, Modal Saham, Pendapatan
Bunga dan selisih Kurs.
2.
Nilai salah saji yang masih dapat
ditoleransi bernilai besar karena akun berskala besar dan diperlukan sampling
yang ekstensif untuk mengaudit akun tersebut.
Contohnya adalah akun : Piutang usaha, Saldo Laba, Dan Beban
Pokok Penjualan
M.
RESIKO AUDIT PT WIJAYA KARYA TBK
G.1.
Model Resiko Audit
Karena
tim audit baru pertama kali mengaudit PT. Wijaya Karya Tbk maka auditor membuat
model sebagai berikut
Audit
Risk = 5 %
Inherent
Risk = 80 %
Control
Risk = 55 %
Maka
Detektion Risk dapat ditentukan sebagai berikut
=
= 11,636%
|
G.2.
Menilai Resiko Audit
G.2.a.
Resiko Bawaan
Seperti yang telah
dituliskan di awal bahwa PT WIKA,Tbk memiliki integritas manajemen yang tinggi. Hal ini, dapat ditunjukkan dari penghargaan dari penerapan GCG, pengadaan barang /
jasa pengadaan, proses pertimbangan secara matang. Meskipun sempat terjadi
keributan di tahun 2010 tentang kesalahan pencatatan yang dilakukan namun
dengan penerapan GCG maka risiko atas terjadinya kesalahan yang sama sangat
minim.
Namun Karena Kami baru pertama kali mengaudit PT WIKA tbk maka kami
menetapkan nilai yang lebih tinggi meskipun informasi dari auditor sebelumnya
menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun PT. WIKA,Tbk adalah Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
G.2.b.
Risiko Pengendalian
Tingkat Pengendalian Internal PT.
Wijaya KArya Dinilai Cukup baik karena meskipun sudah adah komite audit
internal namun beberapa skandal yang pernah terjadi dalam internal perusahaan
menjadi pertimbangan kami untuk menilai lebih rendah atas pengendalian internal
PT. Wijaya Karya tbk
Gambaran
Tentang Penilaian Tim Audit Atas Beberapa kejadian atau transaksi adalah
sebagai berikut:
Siklus
Penjualan dan Penagihan
|
Siklus
Pengadaan dan Pembayaran
|
Siklus
Pengupahan dan Personalia
|
Siklus
Persediaan dan Pergudangan
|
|
Penilaian auditor tentang ekspektasinya atas salah saji
material sebelum mempertimbangkan pengendalian intern (resiko inhern)
|
Diperkirakan terdapat sejumlah salah saji
(Tinggi)
|
Diperkirakan terdapat banyak salah saji
(Sedang)
|
Diperkirakan terdapat sedikit salah saji
(Rendah)
|
Diperkirakan terdapat banyak salah saji
(Tinggi)
|
Penilaian auditor tentang efektivitas pengendalian
intern untuk mencegah atau mendeteksi salah saji material (resiko
pengendalian)
|
Tingkat efektivitas sedang
(Sedang)
|
Tingkat efektivitas tinggi
(rendah)
|
Tingkat efektivitas tinggi
(Sedang)
|
Tingkat efektivitas rendah
(Rendah)
|
N.
STRATEGI
AUDIT
H.1. Strateri Audit
Pendahuluan
Strateri
audit pendahuluan yang kami lakukan adalah dengan melihat beberapa saldo dengan
tingkat risiko tinggi yang kami setelah itu kami melakukan pengujian secara
detail dan terperinci.
Meskipun
PT. Wijaya KArya adalah klien baru bagi kami namun pemahaman atas bisnis yang
dilakukan oleh PT. Wijaya Karyatbk sangat kami kuasai sehingga kami tidak
begitu sulit untuk menimbang, menilai dan memutuskan setiap kejadian transaksi
yang telah terjadi.
Kami
akan memeriksa bukti terkait sebagai bagian dari prosedur analitis yang telah
kami tetapkan dalam pegauditan perusahaan ini.
H.2. Strateri Audit
Tambahan
Karena
Tim Auditor telah menguasai bisnis yang dijalankan oleh PT. Wijaya Karya, Tbk
maka tim akan menyusuri lebih dalam lagi setiap detail transaksi yang terjadi
dengan mempertimbangkan beberapa informasi dari pihak lain yang sangat berguna
bagi proses audit di PT. Wijaya Karya Tbk Ini.
Auditor
akan mengumpulkan bukti bukti yang benar benar relevan di setiap kejadian,
terlebih pada akun akun dengan perkiraan jumlah salah saji yang tinggi.
H.3. Bagai Mana
Estimasi Dibuat
Estimasi
dibuat dengan melihat history dari perolehan saldo tersebut dan melihat kemungkinan
efek atau dampak yang ditimbukan dari dan untuk akun akun terkait. Sebagai
contoh bahwa saldo Kas yang dibukukan adalah dampak dari pemasukan dan
pengeuluaran kas yang sumbernya dari berbagai akun terkait seperti piutang,
pembelian, hutang, dan pembagian kepada pemilik entitas.
O.
SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL PT. WIJAYA KARYA TBK
Penerimaan penghargaan yang diterima oleh PT WIKA mengenai penerapan Good
Corporate Govermance (GCG) sebagai bukti pengakuan dari publik atas komitmen
implementasi dari sistem pengendalian internal yang baik.
Dokumentasi Informasi tentang Sistem Pengendalian Internal yang berlaku
di dapat dari uraian tertulis yaitu Komite Audit dan Komite Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (GCG). Komite – komite tersebut merupakan kepanjangan
tangan Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan
Perseroan agar Perseroan berjalan sesuai dengan arahan dan target yang sudah
ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahunan. Komite-Komite Dewan
Komisaris telah menjalankan fungsinya dengan baik, efektif dan efisien.
Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit terhadap pengendalian intern PT. Wijaya Karya Tbk
adalah:
·
Bagan
organisasi dan deskripsi jabatan
Hingga 31 Desember 2015, unit audit internal
memiliki 7 (tujuh) orang anggota, termasuk 1 (satu) orang kepala SPI.Audit
internal terdiri dari 3 (tiga) kepala audit internal yang terlatih dan
bersertifikasi Qualified Internal Auditor (QIA) dengan dibantu 3 (tiga)
auditor. Tim audit terdiri atas 1 kepala 3 (tiga) pemeriksa dan 7 auditor.
Kepala Satuan Pengawas Intern Sendianto SE, AK, MM Meraih gelar Sarjana
Ekonomi Akuntasi dari Universitas Andalas Padang (1988) dan Magister Manajemen
dari IMMI (2011). Bergabung di WIKA sejak 1988. Beliau pernah menjabat posisi
penting sebagai Kepala Pemeriksa (2003-2012);
·
Buku pedoman
sistem akuntansi
Laporan keuangan konsolidasian WIKA disusun dan disajikan sesuai Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
dan Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
serta Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal, Lembaga Keuangan (Bapepam- LK)
No.VIII.G.7, surat keputusan No.KEP347/BL/2012 Tanggal 25 Juni 2012
·
Laporan,kertas
kerja,dan program audit auditor intern
·
Pemeriksaan
terhadap catatan akuntansi, dokumen, perlatan mekanis, dan media lain yang
digunakan untuk mencatat transaksi
·
Laporan
mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan laporan auditor tahun
sebelumnya yang telah diterbitkan
Magelang,
02 Februari 2016
No. : 001/MBA/PA/II/2016
Hal :Proposal Audit
Kepada Bintang Perbowo SE.,MM
PT Wijaya Karya, Tbk
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 - Jakarta 13340 – Indonesia
Dengan Hormat,
Sehubungan
dengan rencana penunjukan akuntan public untuk memeriksa laporan keuangan dari
PT. Wijaya Karya Tbk tahun buku 2015, bersama ini kami sampaikan proposal audit
untuk mendapatkan persetujuan dan konfirmasi dari Bapak.
1.
Kami akan memeriksa laporan keuangan PT. Wijaya
Karya untuk tahun buku 2015. Pemeriksaan tersebut akan kami lakukan sesuai
dengan Standart Profesional Akuntan Publik dan mencakup evaluasi terhadap
pengendalian internal, uji terhadap catatan pembukuan beserta bukti pendukungnya
dan prosedur audit lainya yang kami pandang perlu, seperti observasi terhadap
stock opname, konfirmasi utang, piutang, pemeriksaan notulen rapat,
kontrak-kontrak daln lain-lain.
Tujuan Pemeriksaan tersebut adalah untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran dari laporan keuangan yang telah disusun
oleh managemen.
Pemeriksaan kami bukan ditujukan untuk mencari adanya
kecurangan-kecurangan, tetapi seandainya kamimenemukan hal hal tersebut atau
hal hal yang perlu mendapat perhatian managemen kami akan memberitahukan kepada
managemen.
2.
Kami sangat mengharapkan kerjasama yang baik
dari seluruh managemen dan staf perusahaan serta kami mengharapkan agar
perusahaan menyiapkan neraca saldo atas perincian perincian yang diperlukan.
Sebelum aoran audit kai serahkan. Kami meminta supaya
direksi bersedia menandatangani “Surat Pernyataan Klien” seperti yang
dinyatakan dalam Standar Professional Akuntan Publik.
3.
Untuk tugas-tugas tersebut diatas kami
mengajukan audit fee sebesar Rp 350.000.000 (Tiga Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)
ditambah PPN 10% yang dibayarkan dengan rincian sebagai berikut:
30% pada saat proposal disetujui
50% pada saat penyerahan konsep laporan audit
20% pada saat penyerahan final laoran audit
PPH 23 sebesar 2 % bisa dipotong dari jumlah fee
sebelum dinakan PPN tersebut.
Seandainya
usulan kami bisa disetujuai, mohon agar salinan surat ini ditandatangai dan
dikembalikan kepada kami. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada
kantor kami dan semoga kita dapat membina kerja sama yang baik.
Disetujui Oleh
PT. wijaya Karya, Tbk
(Bintang Perbowo SE., MM
Tangal : 5 Februari 2016
|
|
Hormat Kami,
Kantor Akuntan Publik
DASMER
(…………………………………………….)
Akuntan, Reg. Neg………………..
|
Comments
Post a Comment