MAKALAH PERENCANAAN STRATEGI
MAKALAH
PERENCANAAN STRATEGI
Dosen : Muh. Al Amin, S.E., M.Si.
Disusun Oleh:
Eri
Ariantoro (14.0102.0081)
Anik
Purwanti (14.0102.0159)
Rahmat
Windra Aryadi (16.0102.0195)
Universitas Muhammadiyah Magelang
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
2016
A. TINGKATAN STRATEGI DALAM ORGANISASI
1.
Pengertian Strategi
Ada beberapa definisi
staregi:
Strategi adalah cara untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi,
akusisi, pengembanganproduk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint
venture.
strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan
tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi .
Strategi adalah proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2.
Perumusan strategi merupakan proses
penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan
misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan
customer value terbaik.
3.
Langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi menurut (Hariadi, 2005) yaitu:
1)
Mengidentifikasi
lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi
perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2)
Melakukan analisis
lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan
misinya.
3)
Merumuskan
faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi
yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.
4)
Menentukan tujuan dan
target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan
mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
5)
Memilih strategi yang
paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
4.
Tingkatan Strategi :
a.
Tingkat Korporasi
adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada orientasi nilai, value, lebih
konseptual dan tersentralisasi.
b.
Tingkat Bisnis adalah
lebih banyak dilakukan pada level middle manajemen, cirinya jangka waktu
relatif pendek, keputusan-keputusan di buat untuk menjebatani keputusan tingkat
korporasi dan fungsional, beresiko rendah
c.
Tingkat Fungsional
adalah melibatkan masalah-masalah operasional yang berorientasi pada aktivitas resiko rendah, biaya yang
dibutuhkan rendah keputusan dibuat tergantung kepada ketersediaan SDM (Sumber
Daya Manusi) dan Sumber Daya Perusahaan
TINGKATAN STRATEGI
|
ISU STRATEGI KUNCI
|
OPSI STRATEGI GENERIK
|
TINGKATAN ORGANISASI
PRIMER YANG TERLIBAT
|
Ttingkat
korporat/ organisasi keseluruhan
|
·
Apakah kita ada dalam
bauran industri yang tepat ?
·
Apa industri / sub
industri yang harus kita masuki ?
|
·
Industri tunggal
·
Diversifikasi yang
berhubungan
·
Diversifikasi yang tidak
berhubungan
|
Kantor korporat
|
Tingkat
unit bisnis
|
·
Apakah yang seharusnya menjadi
misi dari unit bisnis tersebut ?
·
Bagaimana unit bisnis
harus bersaing untuk mewujudkan misinya ?
|
·
Membangun
·
Mempertahankan
·
Memanen
·
Menjual
·
Biaya Rendah
·
Diferensiasi
|
·
Kantor korporat &
manajer umum unit bisnis
·
Manajer umum unit bisnis
|
5.
Jenis-jenis strategi adalah sebagai berikut:
a.
Strategi Integrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang
semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal
memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan /
atau pesaing.
b.
Strategi Intensif
Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi
intensif
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
c.
Strategi Diversifikasi
Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,
horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih
terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa
baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi
horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi konglomerat.
d.
Strategi Defensif
Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi
juga dapat menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
Rasionalisasi Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround) atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan dan media.
1)
Divestasi adalah
menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering digunakan
untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk akusisi atau
investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian dari strategi rasionalisasi
biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari bisnis yang tidak
menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau tidak cocok dengan
aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual semua aset sebuah
perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut. Likuidasi
merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi yang secara
emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti beroperasi
daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
2)
Strategi Umum Michael Porter
Menurut Porter, ada
tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan
kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan
ketiganya strategi umum.
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen
Keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen
B.
STRATEGI
TINGKAT KORPORAT
Strategi korporat adalah
mengenai keberadaan di tengah-tengah bauran bisnis yang tepat. Strategi
korporat lebih berkenaan dengan pertanyaan di
mana sebaiknya bersaing & bukannya bagaimana
bersaing dalam industri tertentu ; yang merupakan strategi unit bisnis. Pada
tingkat korporat, masalahnya adalah :
·
Definisi bisnis di mana
perusahaan akan berpartisipasi
·
Penugasan sumber daya antar
bisnis-bisnis tersebut
Analisis
strategi tingkat korporat menghasilkan keputusan yang melibatkan bisnis yang
akan ditambah, bisnis yang akan dipertahankan, bisnis yang akan ditekankan,
bisnis yang akan dikurangi perhatiannya, & bisnis yang didivestasi
(dijual). 3 kategori klasifikasi perusahaan :
1.
Perusahaan dengan Industri
Tunggal
Beroperasi dalam 1 lini
bisnis, contohnya adalah Exxon-Mobil yang bergerak dalam bidang industri minyak
bumi. Perusahaan yang menggunakan strategi industri tunggal meliputi Maytag
(peralatan rumah tangga besar), Wrigley (permen karet), Perdue Farms (unggas),
& NuCor (baja). Perusahaan industri tunggal menggunakan kompetensi intinya
untuk mencapai pertumbuhan dalam industri tersebut.
2.
Perusahaan dengan Diversifikasi
yang Tidak Berhubungan/ Konglomerasi
Beroperasi dalam bisnis
yang tidak saling berhubungan satu sama lain ; hubungan antara unit-unit bisnis
bersifat murni finansial. Contohnya adalah Textron. Perusahaan ini beroperasi
dalam bisnis yang sangat terdiversifikasi seperti dalam alat tulis, helikopter,
gergaji besar, komponen mesin pesawat terbang, forklift, alat mesin, penghubung
khusus, & mesin turbin gas. Konglomerasi tumbuh khususnya melalui akuisisi.
3.
Perusahaan dengan Diversifikasi
yang Berhubungan
Beroperasi dalam beberapa
industri, & bisnisnya saling berhubungan 1 sama lain melalui sinergi
operasi. Contohnya adalah Procter & Gamble (P&G) di mana perusahaan ini
memiliki unit-unit bisnis dalam popok (Pampers), deterjen (Tide), sabun
(Ivory), pasta gigi (Crest), shampoo (Head & Shoulders), & produk
konsumen bermerek lainnya. P&G memiliki 2 kompetensi inti yang
menguntungkan semua unit bisnisnya yaitu keterampilan inti dalam beberapa
teknologi kimia & keahlian distribusi serta pemasaran produk konsumen
bermerek dengan harga rendah melalui supermarket.
Sinergi operasi terdiri
dari 2 jenis hubungan lintas unit bisnis yaitu kemampuan untuk membagi sumber
daya umum & kemampuan untuk membagi kompetensi inti umum. Sala satu cara
perusahaan untuk menciptakan sinergi operasi adalah dengan membuat 2 atau lebih
unit bisnis dengan menggunakan sumber daya yang sama (untuk memperoleh manfaat
dari skala dan ruang lingkup ekonomis) seperti kekuatan penjualan, fasilitas
manufaktur, dan fungsi pembekalan. Karakteristik lainnya adalah bahwa
perusahaan tersebut memiliki kompetensi inti yang bermanfaat bagi banyak unit
bisnis perusahaan.
Perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan umumnya tumbuh secara internal melalui penelitian &
pengembangan. Kantor korporat mempunyai peran ganda yaitu
·
Serupa dengan suatu
konglomerat, kepala eksekutif dari suatu perusahaan harus membuat keputusan
mengenai alokasi sumber daya lintas unit bisnis.
·
Namun, tidak seperti
konglomerat, kepala eksekutif dari perusahaan juga harus mengidentifikasi,
memelihara, memperdalam, & meningkatkan kompetensi inti tingkat korporat
yang menguntungkan unit-unit bisnis yang beragam.
Kompetensi Inti &
Diversifikasi Korporat
Penelitian
telah menunjukkan bahwa, secara rata-rata, perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan mencapai kinerja tertinggi, perusahaan dengan industri tunggal
mencapai kinerja terbaik kedua, & perusahaan dengan diversifikasi yang
tidak berhubungan tidak mencapai kinerja baik dalam jangka waktu panjang. Hal
ini disebabkan karena markas besar korporat, dalam perusahaan dengan
diversifikasi yang berhubungan memiliki kemampuan untuk mentransfer kompetensi
inti dari 1 unit bisnis ke unit bisnis yang lain. Kompetensi inti adalah
kemampuan yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai kinerja yang lebih
tinggi & menambah nilai signifikan bagi pelanggan. Oleh karena itu,
pertumbuhan berbasis kompetensi & diversifikasi memiliki potensi untuk
berhasil.
Unit-unit
bisnis dari perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan mungkin akan lebih
buruk jika dipecah menjadi perusahaan-perusahaan yang terpisah, karena
perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan dapat mengeksploitasi sistem
operasinya secara lintas unit bisnis. Contoh: jika unit bisnis Honda (sepeda
motor, honda, dll) dipisahkan menjadi perusahaan-perusahaan yang berdiri
sendiri, maka unit-unit bisnis trsebbit akan kehilangan manfaat dari keahlian
Honda dalam teknologi mesin kecil.
Perusahaan
dengan diversifikasi yang tidak berhubungan, di lain pihak, tidak memiliki
sinergi operasi. Sebagian besar kegiatan usaha diversifikasi korporat yang
gagal di masa lalu termasuk dalam jenis ini.
Implikasi dari Desain
Sistem Pengendalian
Strategi
korporat adalah 1 rangkaian dengan strategi industri
tunggal di 1 ujung spektrum & diversifikasi
yang tidak berhubungan di ujung lain (diversifikasi
yang berhubungan ada di tengah spektrum). Banyak perusahaan tidak sesuai
bila digolongkan ke salah satu dari 3 kelas ini. Walaupun demikian, hampir
semua perusahaan dapat diklasifikasikan di sepanjang rangkaian tersebut. Lokasi
perusahaan pada rangkaian ini tergantung pada tingkat & jenis
diversifikasinya. Syarat perencanaan & pengendalian perusahaan yang
menggunakan strategi diversifikasi tingkat korporat (yakni, tingkat & jenis
diversifikasi) begitu berbeda.
C. STRATEGI UNIT BISNIS
Persaingan antar perusahaan dengan
diversifikasi tidak berlangsung pada tingkat korporat. Sebaliknya, unit bisnis
dalam satu perusahaan (Protecter & Gamble’s Pampers unit) bersaing dengan
unit bisnis dalam perusahaan lain (Kimberly Clark’s Huggies unit). Kantor
korporat dari perusahaan dengan diversifikasi tidak menghasilkan laba dari
dirinya sendiri; melainkan pendapatan dihasilkan dan biaya ditanggung dalam
unit-unit bisnis. Strategi unit bisnis berkenaan dengan bagaimana menciptakan
dan memelihara keunggulan kompetitif dalam masing-masing industri yang telah
dipilih oleh suatu perusahaan untuk berpartisipasi.
1.
Misi Unit Bisnis
Misi berkaitan dengan tujuan keseluruhan
sebuah perusahaan. Maka untuk mengembangkan misi yang paling tepat bagi
berbagai unit bisnis, setidaknya harus mempunyai empat perangkat yaitu bangun (build),
pertahankan (hold), panen (harvest) dan divestasi (divest).
Untuk menerapkan strategi secara
efektif, harus terdapat keselarasan antar misi yang dipilih dengan jenis-jenis
pengendalian yang digunakan.
Misi pengendalian yang sesuai
dikembangkan menggunakan garis pemikiran berikut ini :
a. Misi
unit bisnis tersebut mempengaruhi ketidapastian yang dihadapi oleh manajer umum
serta trade off antara jangka panjang dan jangka pendek yang mereka buat.
b. Sistem
pengendalian manajemen dapat bervariasi secara sistematis untuk membantu
memotivasi manajer guna mengatasi ketidakpastian secara efektif dan membuat
trade off jangka pendek dan jangka panjang yang memadai.
2.
Keunggulan Kompetitif Unit Bisnis
Pendekatan pada
diferensiasi produk meliputi loyalitas merk, pelayanan pelanggan yang unggul,
jaringandealer, desain produk dan fitur produk dan teknologi. Sedangkan pada
cara generik yang kedua, biaya rendah diterapkan berdasarkan pendekatan skala
ekonomis dalam produksi, pengendalian biaya yang ketat, dan minimalisir biaya.
Michael Porter
mendeskripsikan dua pendekatan analitis yaitu: analisis industri (industry
analysis) dan analisis rantai nilai (value chain analysis). Sebagai
bantuanndalam mengembangkan keunggulan kompetitif yang lebih superior dan
berkesinambungan.
Analisis
industri
Penelitian
menguangkapkan peran penting yang mainkan oleh kondisi industri dalam kinerja
perusahaan individu. Menurut porter struktur industri harus dianalisis yang
terkait dengan kekuatan kolektif dari lima kekuatan persaingan yaitu:
a.
Intesitas
persaingan diantara para persaing yang ada.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persaingan secara lansung adalah pertumbuhan industri, perbedaan
produk, jumlah dan keanekaragaman pesaing, tingkat biaya tetap, kapasitas
intermitan yang berlebihan dan kendala untuk keluar dari industri.
b.
Daya
tawar pelanggan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi daya beli adalah jumlah pembeli, biaya peralihan pembeli,
kemampuan pembeli untuk mengintegrasikan kembali, dampak produk dari unit
bisnis pada biaya total pembeli.
c.
Daya
tawar pemasok
Faktor yang
mempengaruhi kekuatan pemasok adalah jumlah pemasok, kemampuan pemasok untuk
melakukan integrasi kedepan, kehadiran input subsitusi.
d.
Ancaman
dari barang subsitusi.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah harga/kinerja relatif barang subsitusi, biaya peralihan
pembeli dan kecendrungan pembeli untuk menggunakan barang subsitusi.
e.
Ancaman
pendatang baru yang masuk industri.
Faktor yang
mempengaruhinya adalah persyaratan modal, akses terhadap saluran distribusi,
skala ekonomis, diferensiasi produk, dan kebijakan pemerintah.
Ada 3
observasi yang dibuat sehubungan dengan analisis industri :
·
Semakin kuat 5 kekuatan tersebut,
semakin rendah kemungkinan profitabilitas dari industri itu.
·
Bergantung pada kekuatan relatif
dari 5 kekuatan itu, masalah strategis kunci yang dihadapi oleh unit bisnis
tersebut akan berbeda dari 1 industri ke industri yang lain.
·
Memahami hakikat setiap kekuatan
membantu perusahaan untuk merumuskan strategi yang efektif.
Keunggulan
Bersaing Generik
Analisis 5
kekuatan merupakan titik awal untuk mengembangkan keunggulan persaingan karena
ini membantu mengidentifikasi kesempatan & ancaman dalam lingkungan
eksternal. Dengan pemahaman ini, Porter mengklaim bahwa unit bisnis memiliki 2
cara generik untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal
& mengembangkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu biaya
rendah & diferensiasi.
a. Biaya Rendah
Kepemimpinan
biaya dapat diperoleh melalui beberapa pendekatan seperti skala ekonomis dalam
produksi, dampak kurva belajar, pengendalian biaya yang ketat, &
minimalisasi biaya (dalam beberapa area seperti penelitian &
pengembangan, jasa, tenaga penjualan, / periklanan).
b.
Diferensiasi
Fokus utama
strategi ini adalah melakukan diferensiasi penawaran produk yang
dihasilkan oleh unit bisnis, sehingga menciptakan sesuatu yang dipandang oleh
pelanggan sebagai sesuatu yang unik. Contoh, loyalitas merek (Coca cola dan
pepsi cola dalam minuman ringan).
Analisis
Rantai Nilai
Secara intuitif maupun teoretis, keunggulan kompetitif
di pasar pada intinya berasal dari penyediaan nilai pelanggan lebih baik untuk
biaya yang sama atau nilai pelanggan yang sama untuk biaya yang lebih rendah.
Rantai nilai keunggulan kompetitif tidak diperiksa secara berarti pada tingkat
unit bisnis secara keseluruhan. Analisis rantai nilai berusaha untuk menentukan
di bagian mana dari operasi perusahaan – dari desain sampai distribusi – nilai
pelanggan dapat ditambah / dikurangi.
Dengan menganalisis biaya, pendapatan, & aktiva
secara sistematis, unit bisnis dapat mencapai keunggulan diferensiasi dengan
pengurangan biaya (cost-cum-differentiation).
Kerangka rantai nilai adalah metode
untuk membagi rantai tersebut – dari bahan baku dasar sampai pelanggan pemakai
akhir – ke dalam kegiatan spesifik untuk dapat memahami perilaku biaya &
sumber diferensiasi. Sedikit perusahaan, yang melaksanakan seluruh rantai nilai
dari sebuah produk dengan sumber daya sendiri. Faktanya, dalam industri yang
sama, perusahaan-perusahaan bervariasi dalam proporsi kegiatan yang
dilaksanakan dengan sumber daya sendiri.
Rantai nilai membantu perusahaan
untuk memahami sistem penyaluran nilai, tidak hanya bagian dari rantai nilai di
tempat perusahaan beroperasi. Pemasok tidak hanya menghasilkan & memberikan
input yang digunakan dalam kegiatan nilai perusahaan, tetapi secara signifikan
juga mempengaruhi posisi biaya/ diferensiasi perusahaan. Demikian juga,
tindakan pelanggan dapat memiliki dampak yang signifikan pada keunggulan biaya/
diferensiasi perusahaan.
D. PROSES
PERENCANAAN STRATEGI
Pada pembahasan
selanjutnya yang membahas lebih rinci tentang bagaimana melakukan perencanaan
strategi. Dengan kata lain, bagaimana melakukan perencanaan strategi ini disebut
dengan proses perencanaan strategi. Bagi kita yang aktif dalam kegiatan
organisasi, tentu sudah banyak terlibat dalam proses perencanaan strategi.
Apalagi organisasi itu bergerak dibidang bisnis, aktivisme, maupun organisasi
social nirlaba seperti yayasan dan LSM. Berikut proses dalam perencanaan
strategi :
1.
Perumusan
sasaran. Langkah perumusan sasaran ini sangat penting bahkan merupakan langkah
yang terpenting dalam proses perencanaan strategis. Sasaran yang dipilih akan
melibatkan sebagian besar sumber daya yang dimiliki organisasi dan akan
menentukan banyak kegiatan untuk jangka waktu yang panjang. Jadi, perumusan
sasaran adalah tanggungjawab kunci bagi para pemimpin organisasi puncak.
2.
Pengenalan
pada tujuan dan strategi yang ada saat ini. Langkah kedua ini berarti
sebagai pemimpin organisasi harus berusaha memberikan pengenalan atau
penyesuaian tujuan dan strategi yang sudah ada. Jika sudah ada tujuan dan
strategi, tinggal disesuaikan dengan langkah pertama tadi. Artinya rumusan
sasaran tadi itu yang harus dikenalkan pada tujuan dan strategi organisasi.
3.
Analisis lingkungan. Tujuan analisis
lingkungan adalah untuk menentukan cara bagaimana perubahan dalam ekonomi,
teknologi, sosial, budaya, politik, dan hukum suatu organisasi dapat secara
tidak langsung mempengaruhi organisasi.
4.
Analisis
sumber daya. Setelah melakukan analisis lingkungan, maka perlu dilakukan
analisis sumber daya. Hal ini dilakukan untuk mengetahi seberapa besar sumber
daya organisasi yang dimiliki. Sumber daya itu selain sumber daya manusia, juga
sumber daya keuangan (sumber dana) juga sumber daya lainnya yang berpengaruh
pada organisasi.
5.
Mengenali
kesempatan dan ancaman strategis. Kesempatan dan ancaman dapat timbul dari
banyak faktor. Bahkan lingkungan yang sama dalam organisasi merupakan ancaman
bagi suatu organisasi dapat menjadi kesempatan bagi orang lain. Karena itu,
mengenali kesempatan dan ancaman strategis merupakan keharusan dalam penyusunan
perencanaan strategis.
6.
Menetukan
sejauh mana perubahan strategi dibutuhkan. Langkah ini adalah langkah untuk
mengantisipasi jika terjadi perubahan kondisi lingkungan atau situasi
organisasi berubah saat melakukan kegiatan. Ini untuk mencegah terjadi
kekacauan dalam organisasi dan dapat menjadi alternative untuk mencapai tujuan
organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N., dan
Vijay Govindarajan. 2009. Management
Control System, 11thed. Jakarta : Salemba Empat.
Comments
Post a Comment